drak liar
Apa
sih menariknya menjadi seorang tukang pekerja bengkel, mekanik ::
bahasa kerennya di barat : engineer… atau insinyur. Kalau insinyur di
Indonesia sih emang keren, pasti dicari oleh ibu-ibu ataupun orang tua
yang memiliki anak gadis cantik untuk dijadikan menantu. Coba kalau
waktu kita ngapel, ditanya
Diberi kesempatan membangun motor
drag bebek tune – up 105 cc, dan mengikuti balap dengan pembalap
pemula, kami syukuri saja sebagai peluang, kami anggap ini tangga awal
yang harus dilalui sebelum kami benar-benar dipercaya bos besar untuk
membuat mesin dengan spec bebas dan dana yang lebih besar ^_^ * terus
berharap mode : on.
Apa
sih hasil dari balapan resmi? Udah hadiahnya sedikit, ngebikin
motornya habis banyak buat riset. Sekedar penyaluran hobby? Nama?
Kekuasaan? Gengsi? Banyak alasan yang mampu mendorong kita untuk terjun
di dunia balap. Kecintaan pada dunia olahraga bermotor, kecintaan
pada motor, kecintaan pada mesin kencang, apapun itu semoga tidak
menjadikan kita arogan.
Apa
yang bisa kita tunjukkan dari perjuangan kita adalah, ketekunan pasti
akan membawa keberhasilan, ketelitian perhitungan dalam mendesain
mesin yang kompetitif hasilnya = kencang. Tinggal bagaimana pembalap
mengendalikannya, dan bagaimana masukan dari pembalap bisa dijadikan
acuan mendesain mesin yang menyesuaikan karakter pembalapnya.
Lalu
apa rumus Tuhan akan kemenangan? Entahlah, siapa yang mengetahui hari
kemudian…? Apa yang akan terjadi pada tim katrok , ndeso , dari
sidoarjo ini…
Eh.. siapa tahu diajak mengorbitkan bibit-bibit baru pemula di balap ROAD RACE, hihihi… sumpah kita gak nolak
Silahkan datang bersilaturahmi ke bengkel.
Bicara teknis apa yang kami
kembangkan pada mesin hanya perbaikan minor, tujuan utama adalah
menambah top speed, membuat motor lebih berisi di putaran atas.
Bagaimanapun juga gigi 4, adalah penentu kemenangan. Perbaikan kami
lakukan di transmisi gigi 4, terinspirasi dari close ratio set dari
malaysia berlabel YYPANG, cuma kalau beli 1 set mahal banget harganya…
jadi kita bikin sendiri aja gigi 4 nya, ukuran perbandingan 20-23 ::
lebih ringan daripada 23-26 kita yang rusak kemaren-kemaren itu

Final
gear kita ganti lebih berat, memakai gir 13-35 ( sebelumnya 13-36)
diharapkan mampu menambah topspeed — tapi tanpa kehilangan akselerasi.
Bagaimana caranya?Kita sokong dengan penggantian intake manifold
dengan diameter lebih besar, membeli merk Marathon yang harganya <
100,000. Pokoknya cukup untuk karburator PE28. Oya , karaburator kita
reamer moncong depan menyerupai KOSO, dan belakang diperbesar hingga
seukuran venturi 30 milimeter. Maksud dan tujuannya, memberi supplay
lebih banyak untuk dapat mendorong motor di putaran atas. Main jet
memakai #118.
Leher
knalpot yang dulu masih mengandalkan standardnya, kita ganti dengan
pipa ukuran 24 milimeter, knalpot ini kita riset bersama cak Sahek
ahlinya knalpot. Panjang keseluruhan diperpendek, menurut teori graham
bell, dengan desain seperti ini akan menggeser puncak torsi di putaran
tinggi.
Kompresi
kita naikkan, untuk memperkuat putaran bawah. Yang dahulunya deck
clearances 0,8 milimeter, dikurangi menjadi 0,4 milimeter. Piston bisa
lebih didekatkan ke HEAD, karena ilmu MurMerCeng, maka caranya cukup
dengan melepas paking silinder blok.
Balancer
semakin ringan direduksi menjadi bobot total 500 gram. Magnit kita
rubah menjadi lempengan alumunium total loss seperti panduan di buku
pintar BRT, berat total 700 gram. Dengan ubahan ini diharapkan CDI BRT
smart click yang dimainkan pada puncak tertinggi di 40 derajat mampu
bekerja lebih sempurna mengail gasingan mesin yang dipatok di 16,000
RPM. Busi, memakai busi motor biasa, bukan iridium bukan platinum.
Motor ini hasil dibantu banyak
orang, disponsorin pelanggan-pelanggan bengkel, barang-barang spare
part baru juga hasil lungsuran orang yang garap mesin ke kita, wong
yang punya juga masih anak sekolah… 
Ada
yang lucu, pembalap kedua kita, M. Arviansyah, sempat membuat gempar
dunia balap hehehe… saat penyisihan menyisakan ia seorang, Ia justru
grogi, duduk terlalu maju di jok pada saat start, setir terlalu ditekan
kuat, RPM dipanteng terlalu tinggi. Semua yang terlalu pasti hasilnya
kurang baik, terbukti, saat dibuka gas, torsi menyalur dengan kuat di
roda belakang, ban comet M1 drag pun tidak sanggup menahan torsi
terlalu liar, motor start dari lajur kanan namun ngepot ke arah kiri
mendekati pembatas tengah, saat dioper gigi 2 , motor njepat… eh lha
kok malah pindah jalur ke seblah kiri beneran, Huakakkakakakkaka 
baru kali ini seluruh penonton di kejuaraan drag di gresik, melihat
ada pembalap start dari jalur kanan, finish di jalur kiri. Tapi apa
yang kami salut dari arvian, dia tetap mengegas penuh motor hongga
finish, berharap timer menyala dan ada peluang baginya, namun hasil
catatan waktu tidak muncul dan ia terkena diskualifikasi. Kata dia saat
pulang, “mungkin Tuhan berkehendak lain mas, aku kok jadi bahan
hiburan, mungkin gara-gara sepatu yang ku pake ini hasil ngembat punya
temen” Woooo… dasar bocah tengil – suka usil- akhirnya kita suruh
buang tu sepatu… bikin sial
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan masukan komentar anda...